Kamar Sebelah, Jakarta Selatan | Pada masa kuno, pada pagi hari, (sebagaimana relief di gua-gua) manusia bersujud menghadap Matahari, sebagai ungkapan terima kasih padanya (karena Matahari telah berhasil kalahkan Dewa Kegelapan yang menguasai Malam).

Ada yang lakukan dengan cara meniup terompet dari tanduk kerbau atau kambing; juga meniup terompet dari keong besar, dan lain-lain.

Itulah cara Orang-orang pada masa lalu menyambut Pagi dan Selamat Pagi. Semuanya menunjukkan reaksi menyambut pagi.

Orang modern, ada yang lakukan yang sama atau beda, sebagai reaksi menyambut pagi? Misalnya Doa, Sholad, Puji-pujian, dan lain-lain.

Jika hari ini, hidup dan kehidupan terasa monoton serta otomatis, maka besok ketika bangun tidur ucapkan, “Selamat Pagi.”

Selamat Pagi.

Sudahkan dirimu ucapkan “Selamat Pagi” ke/pada orang-orang di sekitarmu?

Jika Belum, Mengapa? Canggung dan lucu, karena sudah bertahun-tahun interaksi dengan orang yang sama (misalnya di rumah, sekolah, kampus, kantor, dll), bahkan tidur seranjang dan berpelukan, kok tiba-tiba, hari ini ucapkan “Selamat Pagi.”

Ya. Ada sangat banyak alasan pada diri seseorang sehingga ia/mereka, pada pagi hari, tidak, malas, ogah, bosan ucapkan “Selamat Pagi;” padahal hanya butuh sekian detik, tidak melelahkan, tak keluar ongkos alias gratis.

Selamat Pagi,” itu sederhana, gampang, mudah, dan ringan diucapkan, namun ada orang yang terasa berat, sulit, rumit mengucapkannya.

Selain canggung, juga karena suasana hati tak nyaman, marah, sedih; atau tipe manusia acuh, cuek, egoistik (jika yang ini, ia/mereka merasa rugi  jika ucapkan “Selamat Pagi” kepada orang lain).

Kembali ke awal, “Sudahkan dirimu ucapkan Selamat Pagi ke/pada orang-orang di sekitarmu?”

Jika Belum, “Ucapkanlah!” Katakan “Selamat Pagi” kepada orang yang saat ini jaraknya dekat dengan dirimu. Tunggu dan lihatlah apa yang terjadi.

Atau, jika saat ini anda sendiri! Ambil hp, tulis “Selamat Pagi,” kirim ke teman-teman, sahabat, kakak-adik, kekasih, suami-istri, dan seterusnya. Tunggu dan lihat apa reaksi mereka.

Pastinya, “Selamat Pagi,” bisa berakibat perubahan besar pada orang yang mengucapkan dan menerima ucapan tersebut.

Pada diri yang mengucapkan, muncul suasana hati cerah ceria, karena “Pagi Ini, aku telah membagi keceriaan dan perhatian ke/pada orang lain.” Aku telah menunjukkan persahabatan, persaudaraan, hubungan dan interaksi yang tulus untuk semua. Dan, akan merasakan bahwa, walau sendiri, namun tidak sendirian serta kesepian.

Sementara itu, pada orang yang menerima ucapan “Selamat Pagi” (dari diri anda dan saya), melihat bahwa dirimu ada, hidup,  eksis, serta bukan sosok robot tak bernyawa.

Apalagi, jika sementara jauh dari orang-orang dekat serta terdekat, mengirim pesan “Selamat Pagi” bisa bermakna bahwa, orang lain jadi tahu bahwa dirimu masih hidup atau belum mati.

Ya. Ucapkan “Selamat Pagi” bisa merupakan informasi terkini, terawal, terutama (dari diri kita) kepada orang lain bahwa kita, anda, saya masih ada, eksis, serta sementara menikmati hidup dan kehidupan.

Jadi?

Ucapkanlah “Selamat Pagi;” sekali lagi ucapkan dengan suara kedengaran, “Selamat Pagi”

Opa Jappy | Good Morning Sadayana
Lurah Komunitas Indonesia Hari Ini

PKR/OJ