Selamat pagi

Jakatta News | Nama-nama atau Daftar Nama Masa Tahun Gerejawi telah dimulai sejak Gereja Kuno yang Am atau pun Orthodox. Setelah skisma atau pemisahan Gereja pada tahun 1040, Gereja Orthodox (Timur dan Barat) tetap memilihara kebiasaan tersebut.

Reformasi 1517, Gereja Katolik dan Anglikan meneruskan atau mempertahankan Kalender Gerejawi.

Gereja-gereja Protestan, hanya meneruskan 5 Hari Gerejawi, Natal, Jumat Agung, Paskah, Kenaikan, Pentakosta.

Gereja-gereja yang muncul belakangan seperti Adven, Baptis, Pentakosta, Bethel, dan lainnya tidak ikuti. Bahkan, Adven dan Saksi Yahova dan beberapa sekte lainnya, tidak mengakui Natal.

Belakangan, pada tahun 1980an, karena Asas Oikoumenis, Gereja-gereja Anggota PGI mulai (kembali) memakai/menggunakan Nama-nama Hari Kalender Gereja. Hal itu diawali pada BAKI atau Buku Almanak Kristen Indonesia.

Kemudian, beberapa tahun berikutnya, Gereja-gereja di Indonesia (Anggota PGI dan KWI) secara bersama menggunakan Nama-nama Hari Kalender Gerejawi. Tapi tidak pada Gereja-gereja Adven, Baptis, Pentakosta, Bethel, dan lainnya.

Nama dan Tanggal atau Hari Minggu digunakan secara seragam oleh Mayoritas Gereja-gereja di Dunia. Tanggal Perayaan atau Hari Minggunya disesuaikan dengan Kalender Umum/Masehi.

Namun, ada sejumlah Sinode yang berbeda (karena perhitungan sendiri) utamanya pada Minggu Sengsara (ada yang hanya VI dan ada yang VII). Itu mempengaruhi jumlah Minggu Pentakosta 26 atau 27.

Daftar Nama-nama Hari Sesuai Kalender Gerejawi

Tahun Gerejawi. Diawali pada Minggu Adven I. Berakhir pada Minggu Pentakosta 26/27

Minggu Advent (dari adventus berati ‘datang’ atau menanti kedatangan Kristus).
Empat Minggu sebelum 25 Desember
Masa Adven menandai masa persiapan menjelang Natal.

Natal
25 Desember

Minggu Epifania, Hari Penyataan Yesus
6 Januari

Minggu Septuagesima
70 hari sebelum Paskah

Minggu Sexagesima
60 hari sebelum Paskah

Minggu Quinquagesima
50 hari sebelum Paskah

Rabu Abu. Awal masa Prapaskah; masa puasa selama 40 hari sebelum Paskah.

Minggu Esto Mihi
Minggu Sengsara I
Jadilah bagiku, Mazmur 31 ayat 3

Minggu Invocavit
Minggu Sengsara II
Berseru padaKu, Aku menjawab, Mazmur 91 ayat 15

Minggu Reminiscere
Minggu Sengsara III
Ingatlah rahmat-Mu dan kasih setia-Mu, ya Tuhan, Mazmur 25 ayat 6

Minggu Oculi
Minggu Sengsara IV
Mataku terarah kepada Tuhan, Mazmur 25 ayat 15

Minggu Laetare
Minggu Sengsara V
Bersukacitalah, Yesaya 66 ayat 10

Minggu Judica
Minggu Sengsara VI
Berilah keadilan padaku, Mazmur 43 ayat 1

Minggu Palmarum atau Minggu Sengsara VII

Kamis Putih

Jumat Agung

Sabtu Teduh/Sunyi

Paskah atau Kebangkitan Kristus

Minggu Quasimodogeniti
Minggu Paskah ke-1
Seperti bayi yang baru lahir, II Petrus 2 ayat 2

Minggu Misericordias Domini
Minggu paskah ke-2
Bumi penuh kasih setia Tuhan, Mazmur 33 ayat 5

Minggu Yubilate
Minggu Paskah ke-3
Bersorak-soraklah seluruh bumi, Mazmur 66 ayat 1

Minggu Cantatae
Minggu Paskah ke-4
Nyanyikanlah nyanyian baru, Mazmur 98 ayat 1

Minggu Rogate
Minggu Paskah ke-5
Ia tidak menolak doaku, Mazmut 66 ayat 20

Kenaikan Tuhan Yesus ke sorga

Minggu Exaudi (Hari Minggu setelah Kenaikan)
Dengarlah Tuhan, seruanku, Mazmur 27 ayat 7

Pentakosta (10 Hari setelah Kenaikan; 40 Hari setelah Paskah) disebut sebagai Hari Turun Roh Kudus.

Hari-hari Minggu setelah Pentakosta disebut Minggu Pentakosta atau Minggu Trinitas ke-1
Minggu Pentakosta ke-2 hingga ke-26/27
(Akhir Tahun Kalender Gerejawi).

Jakarta, 26 Agustus 2010
Dari Berbagai Sumber

Opa Jappy | Indonesia Hari Ini

20220430_100051

Lenteng Agung, Jakarta Selatan | Saat ini, hingga 4 Minggu ke depan, Mayoritas Gereja-gereja di Indonesia memasuki Masa Adven.

Gedung-gedung Gereja dan Rumah Umat Kristen, mulai nampak asesoris Natal; mall dan area publik lainnya, juga ikutan ramai serta meramaikan Sambut Natal. Sementara itu, Kaum Nyinyir mulai “nyinyirkan orasi dan narasi kebencian serta intoleran terhadap Natalan.”

Sejak masa Gereja awal, umat Kristen telah menantikan kedatangan Kristus kembali, masa itu disebut Adven (hingga abad VI M).

Masa Adven bertujuan memperingati kedatangan Tuhan Yesus, maka bacaan-bacaan Alkitab dari kitab-kitab Perjanjian Lama yang menggambarkan kedatangan Mesias dan Perjanjian Baru, pembacaan tentang kisah Yohanes Pembaptis yang mempersiapkan jalan bagi kedatangan Yesus.

Masa Adven (era modern) awalnya di Perancis, sebagai masa persiapan menyambut Hari Raya Epifani.

Tahun 380-381, Konsili Saragossa, Spanyol menetapkan tiga minggu masa puasa sebelum Epifani.

Tahun 581, Konsili Macon, Perancis, menetapkan tanggal 11 November (pesta St. Martinus dari Tours) hingga Hari Natal, umat beriman berpuasa pada hari Senin, Rabu dan Jumat.

Di Roma, masa Adven sebagai persiapan menyambut Natal dengan ikatan pantang puasa yang lebih ringan. Gereja secara bertahap mulai lebih membakukan perayaan Adven.

Pada abad VI, orang Kristen di Roma memaknai Adven sebagai masa kedatangan Kristus untuk hakim dunia. Berlanjut hingga Abad Pertengahan, serta dikaitkan dengan kedatangan Kristus yang pertama di hari Natal.

Dalam The Gelasian Sacramentary, yang menurut tradisi diterbitkan oleh Paus St. Gelasius I  (wafat thn 496), menerapkan Liturgi Adven selama lima Hari Minggu.

Pada abad VII, Paus Gregorius Agung  (590-604), menetapkan Adven selama 4 minggu dan diisi dengan puasa.

Abad XIX, Gereja Katolik menetapkan Minggu Adven Pertama sebagai awal tahun penanggalan atau Kalender Gereja.

Lilin Adven

Umum bersamaan dengan lingkaran Adven adalah dengan membacakan doa-doa dan menyalakan empat buah lilin yang mewakili empat minggu Adven.

Lilin berwarna ungu yang disematkan masing-masing melambangkan pertobatan, persiapan, dan korban. Lilin merah muda atau pink menandai saat bersuka cita (Gaudete) karena persiapan yang sudah mendekati akhir.

Lilin sebagai simbol terang. Terang tersebut melambangkan Kristus, yang datang ke dalam dunia untuk menghalau kuasa gelap kejahatan dan menunjukkan jalan kebenaran.

Gerak maju penyalaan lilin (setiap minggu satu lilin) menunjukkan semakin bertambahnya kesiapan untuk berjumpa dengan Kristus. Persiapan, kerinduan dan harapan tidak terjadi serta merta, tapi tahap demi tahap. Kerinduan semakin besar terhadap Sosok Yesus yang datang sebagai Terang Dunia, dilambangkan dengan menyalakan lilin satu demi satu.

  1. Minggu Pertama, 1 lilin ungu
  2. Minggu Kedua, 2 dua lilin ungu
  3. Minggu Ketiga, 2 lilin ungu dan 1 lilin merah muda atau pink
  4. Minggu Keempat, 3 lilin ungu dan 1 lilin merah muda atau pink
  5. Malam Natal dan Natal, 4 lilin dan 1 lilin Natal berwarna putih di tengah rangkaian lilin Adven.

(Note: Lilin ungu melambangkan warna pertobatan dan penyesalan yang ditandai oleh masa puasa. Lilin merah muda dinamai juga lilin “Sukacita” atau Gaudete)

Makna

Minggu Adven Pertama
Menyalakan lilin ungu yang pertama
Merupakan masa penantian kedatangan Kristus yang kedua, yakni kedatangan Tuhan pada akhir zaman.

Minggu Adven Kedua
Menyalakan lilin ungu yang kedua.
Mengingatkan umatnya setia mempersiapkan jalan kedatangan Tuhan.

Minggu Adven Ketiga
Menyalakan lilin merah muda atau lilin ketiga
Disebut juga Minggu Gaudete, menggambarkan suka cita menyambut kelahiran Yesus Kristus.

Minggu Adven Keempat
Menyalakan semua (4) lilin
Mencerminkan peristiwa yang melibatkan Maria melahirkan Yesus.

Opa Jappy