Indonesia Hari Ini
Indonesia Hari Ini

Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, jangan keraskan hatimu! (Raja Daud, Mazmur 95)

VKBA, Cipanas | Hari Ini, dingin dan sejuknya, suasana cerah ceria di sini, seakan magnit agar durasi Hari Ini bertambah panjang melebihi waktu 24 jam.

Ya, seringkali, banyak orang tak mau kehilangan momen Hari Ini, sehingga ingin tetap pada Hari Ini. Padahal, segala sesuatu pada Hari Ini, pasti berubah dan berbeda dan tiada pernah sama.

Ya. Tapi, bukankah Hari Ini  selalu sama dan tetap? Hari Ini, pernah menjadi Kemarin, dan hari-hari sebelum kemarin. Hari Ini akan menjadi Besok; dan besok pun (akan) disebut Hari Ini.

Selanjutnya, hari-hari setelah Hari Ini pada waktu Besok, tetap disebut Hari Ini. Jadi, setiap hari adalah Hari Ini. Ya, setiap hari adalah Hari Ini, dan tetap menjadi Hari Ini. Namun, pada Hari Ini, timbul tanya,

Apa yang dirimu dan diriku lakukan untuk mengisi durasi hidup dan kehidupan Hari Ini yang berdampak positif untuk sesama saudaramu dalam kemanusiaan?”

Dampak yang membangun, penuh cinta, damai sejahterah, menyenangkan, menyejukan, bahkan sanggup memulihkan luka-luka bathin. Kepastian Jawaban, terungkap dalam bisikan hatimu dan hatiku.

Setelah ada Kepastian Jawaban, “Mari, teruslah berbisik, bersuara, dan berkata

Seigneur, faites de moi un instrument de votre paix.

Là où il y a de la haine, que je mette l’amour.
Là où il y a l’offense, que je mette le pardon.
Là où il y a la discorde, que je mette l’union.
Là où il y a l’erreur, que je mette la vérité.
Là où il y a le doute, que je mette la foi.
Là où il y a le désespoir, que je mette l’espérance.
Là où il y a les ténèbres, que je mette votre lumière.
Là où il y a la tristesse, que je mette la joie.
Ô Maître, que je ne cherche pas tant
à être consolé qu’à consoler,
à être compris qu’à comprendre,
à être aimé qu’à aimer,
car c’est en donnant qu’on reçoit,
c’est en s’oubliant qu’on trouve,
c’est en pardonnant qu’on est pardonné,
c’est en mourant qu’on ressuscite à l’éternelle vie.

(Santo Fransiskus dari Asisi, 1182–1226)

Tuhan, jadikanlah aku pembawa damai.
Bila terjadi kebencian, jadikanlah aku pembawa cinta kasih.

Bila terjadi penghinaan, jadikanlah aku pembawa pengampunan.

Bila terjadi perselisihan, jadikanlah aku pembawa kerukunan.

Bila terjadi kebimbangan, jadikanlah aku pembawa kepastian.

Bila terjadi kesesatan, jadikanlah aku pembawa kebenaran.

Bila terjadi kecemasan, jadikanlah aku pembawa harapan.

Bila terjadi kesedihan, jadikanlah aku sumber kegembiraan.

Bila terjadi kegelapan, jadikanlah aku pembawa terang.

Tuhan, aku ingin

menghibur daripada dihibur,

memahami daripada dipahami,

mencintai daripada dicintai,
sebab

dengan memberi aku menerima,
dengan mengampuni aku diampuni,
dengan mati suci aku bangkit lagi untuk hidup selama-lamanya.

Opa Jappy | Suara PK