screenshot-20230921-151658-whatsappbusiness-650bfcf108a8b51e3739b662

Bogor, Jawa Barar | Normalnya, semua orang, siapa pun dia, mengharapkan hidup dan kehidupan sejahtera, aman, tercukupi, sehat tubuh jiwa roh, dan lain sebagainya. Agar mencapai hal tersebut, manusia (ia, mereka, saya, Anda) berproses dan melakukan banyak hal; bahkan berupaya keras sehingga melupakan banyak hal penting lainnya.

“Berproses, Berupaya Keras, dan Melupakan” itulah yang sering kali memunculkan hal yang tak terduga. Misalnya, penurunan daya tahan tubuh (kemudian sakit), konflik (dengan diri sendiri dan sesama), serta tercipta luka-luka batin; bahkan ada yang tak tersembuhkan. 
Luka-luka batin, bisa tercipta pada seseorang, umumnya karena kecewa, gagal melakukan sesuatu, sakit hati, pengalaman tersakiti, dilupakan, korban kekerasan (fisik, seksual, psikologis) dan penindasan, ketidakberdayaan melawan, dan masih banyak penyebabnya;  terjadi pada diri seseorang di masa lalu, membekas serta tersimpan dalam arsip diri.

Pada konteks itu, (i) healing dimaknai sebagai penyembuhan dan upaya menyembuhkan, biasanya berhubungan kondisi atau sakit fisik; juga menyangkut penyembuhan jiwa, perasaan, batin, dan pikiran, (ii) self healing dimaknai sebagai menyembuhkan dan  penyembuhan diri sendiri.

Healing dan Self Healing sebagai Kebutuhan

Tidak berlebihan, jika saya katakan (di atas) bahwa semua orang membutuhkan healing dan self healing; karena semuanya pernah mengalami “pengalaman tertentu” pada hidup serta kehidupannya sehingga tercipta akar pahit atau luka-luka batin.

Umumnya mereka yang mengalami luka-luka batin (dan butuh penyembuhan) dengan ciri-ciri nampak maupun tidak (jika tak terlihat, maka hanya bisa diketahui melalui percakapan yang intens atau konseling), antara lain

Sensitif misalnya mudah menangis, histeris, marah karena hal-hal sepele; mudah tersinggung, mengeluh. Itu merupakan reaksi terhadap peristiwa (di masa lalu) yang berakar atau terarsip pada dirinya; peristiwa tersebut berdampak pada terjadi perubahan ekstrem dan merobah sikon diri, umumnya menjadikan dirinya tercampak, menderita, kehilangan, terhambat aktualisasi diri, bahkan kehancuran serta alienasi.

Menyikapi banyak hal secara negatif; termasuk sikap pesimis, kuatir dan kekawatiran sehingga nyaris tak berani melakukan sesuatu, berikan opini, dan tidak mampu mengambil keputusan.

Menyimpan dan membalas dendam (secara terang-terangan dan soft). Sering merupakan tujuan dan obsesi, ‘Hidup dan Kehidupan saya tenang, jika suda membalas perbuatan, kata-kata, dan sikapnya padaku.’ Ini karena nyaris kehilangan kata, sikap, ungkapan maaf; serta sulit melakukan damai dan perdamaian. Bahkan, jika belum sempat balas dendam, maka bersikap tidak peduli, tak mengenal, serta menunjukkan ketidaksukaan.

Dengan latar tersebut (dan masih banyak ciri yang lain, seperti mudah stress, depresi, phobia, dan lain sebagainya), maka semua orang, termasuk Anda dan saya, membutuhkan latihan, pembiasaan, dan (apa yang disebut), penyembuhan, pemulihan diri. Sehingga tetap sehat tubuh jiwa roh.  

Serta dilakukan secara simultan, bersamaan, terus menerus dengan durasi 1, 2, 5 atau 10 hingga 30 Menit sesuai sikon waktu dan tempat; agar mencapai hasil maksimal. Ini yang disebut Healing dan Self Healing.

Bentuk-bentuk Healing dan Self Healing

  1. Me Time. Merupakan waktu untuk diri sendiri. Seorang diri melakukan berbagai hal. Misalnya baca, menulis, melukis, mendengar musik, traveling seorang diri
  2. Black Eyes, Black Mind,  Empty Mind. Sederhananya adalah dalam kesendirian menutup mata dan kosongkan pikiran.
    Dengan iringan suara alam atau musik lembut, dengan imajinasi buat lingkaran besar di atas kepala, lalu isi dengan  segala ketidaksukaan, kesalahan, dendam, amarah, sakit hati dan lain sebagainya.
    Kemudian, buang isi atau kosongkan lingkaran hitam itu.
    Dan isi lingkaran kosong dengan cinta, kasih sayang, dan hal-hal yang penuh kebaikan. Bahkan isi dengan komitmen pada diri sendiri. Misalnya, maaf, damai, janji perubahan atau untuk berubah, mulai atau stop melakukan sesuatu, dan lain sebagainya.
  3. Relaksasi, Relaks, dan Meditasi. Umumnya dengan musik pendamping. Ini paling efektif, sambil melakukan Black Eyes, Black Mind,  Empty Mind
  4. Mengatur Ulang Biorhythm atau irama dan jadwal hidup dan kehidupan. Termasuk mengelola Self Compassion atau sikon emosi, sehingga berpikir sebelum memberi respons terhadap segala sesuatu.

Sekali Lagi, Semua orang, termasuk Anda dan saya, membutuhkan latihan, pembiasaan, penyembuhan, pemulihan diri. Sehingga tetap sehat tubuh jiwa roh.

Healing dan Self Healing dilakukan secara simultan, kapan saja, setiap waktu bersamaan. Berkala atau terus menerus. Healing dan Self Healing bisa dilakukan dengan durasi 1, 2, 5 atau 10 hingga 30 Menit sesuai sikon waktu dan tempat; agar mencapai hasil maksimal.

(Oleh Opa Jappy, Healing Coach and Guidance)

#Healing
#SelfHealing
#Pemulihan
#Relaxation

Playlist Musik Relaksasi