WASPADA: Kurang Tidur, Cepat Mati

Semua orang butuh tidur; tidur juga merupakan kebutuhan yang tak terpisahkan dari diri manusia. Tidur merupakan istirahat tubuh fisik dan tubuh rohani; walau ada bagian-bagian atau organ tubuh yang tak pernah istirahat atau berhenti bekerja, (misalnya jantung dan paru-paru).

Tetapi, tidur bukan sekedar tidur, dalam arti tergeletak, terbaring, berbaring di ranjang, menutup mata, mata tertutup.

Beberapa ahli tentang tidur dan therapis ke/pada mereka yang sering mengalami gangguan dan sulit tidur, menyatakan bahwa banyak orang bisa tidur, namun tak semua bisa dan selalu tidur nyenyak.

Banyak orang tak menikmati tidurnya, dan jika itu berlangsung lama serta terus menerus, maka bisa menimbulkan gangguan psiko-somatik tertentu.

Ada banyak hal yang mempengaruhi tidur nyenyak, pulas, serta berkualitas, misalnya sehat tubuh dan jiwa, cuaca, sikon ruangan, kebisingan, dan seterusnya; termasuk kata-kata yang terdengar terakhir sebelum tidur.

Tidur dan segala aspek yang berhubungan dengannya, merupakan sesuatu yang menarik; dan jika seseorang kurang, maka bisa saja ia ‘menjadi masalah dan bermasalah’ dengan orang lain maupun diri sendiri.

Para ahli menyarankan agar seseorang tidur, mencapai sekitar 7 hingga 9 jam per hari. Atau, seseorang harus tidur teratur, agar terjadi perbaikan fungsi fisiologis, otot atau jaringan, memori dan sintesis hormon, dan pemulihan kesehatan jiwanya.

Jika seseorang mampu tidak tidur selama berhari-hari, tentu kesehatan mentalnya akan terganggu. Misalnya,

  • tahun 1959 presenter radio bernama Peter Tripp memutuskan untuk menyiarkan acaranya dari tengah Times Square selama 201 jam secara langsung untuk menggalang dana bagi yayasan
  • pada hari ketiga, efek kurang tidur pada mental Tripp mulai terlihat.
  • Ia memaki-maki orang di sekitarnya dan berhalusinasi melihat laba-laba.
  • Tripp memang berhasil menyelesaikan misinya dan pulih tak lama setelah itu.
  • Namun, anggota keluarganya mengatakan ia telah berubah.

Kurang tidur dapat mengakibatkan kenaikan berat badan, penurunan gairah seksual, dan melemahnya sistem kekebalan tubuh, rentan mengalami kecelakaan, terutama jika sedang mengemudi. Jadi,

  • kurang tidur (akan) membuat masalah semakin buruk, belum lagi efeknya pada kesehatan
  • tidur bukan kemewahan, melainkan keharusan
  • jam tidur yang hilang mengurangi kualitas kesehatan
  • orang yang durasi tidurnya kurang dari 6-8 jam per hari, risiko kematiannya meningkat hingga 12 %

Dampak Mengerikan:

  1. Kelelahan. Otak membutuhkan tidur untuk mengonsolidasikan ingatan dan melatih peristiwa penting, memproses emosi, dan melakukan sedikit ‘pembersihan’, melalui sistem gimfatik (dalam sistem saraf pusat), setelah seharian sibuk bekerja. Tanda paling jelas kurang tidur adalah kelelahan dan kantuk di siang hari yang berlebihan. Biasanya ditandai dengan tidur atau rasa kantuk di beberapa tempat, seperti transportasi umum, kelas, atau kantor. Kondisi tersebut sering kali dilawan dengan minum kopi. Namun, perlu dicatat, penggunaan kafein tidak diperkenankan melebihi dosis rekomendasi empat cangkir per hari.
  2. Perubahan suasana hati. Kurang tidur, kadar kortisol -hormon stres- akan naik; sebaliknya, tidur malam yang nyenyak secara alami mengurangi kadar kortisol di tubuh.
  3. Berat Badan. Kurang tidur dapat menyebabkan berkurangnya kadar leptin, hormon yang membuat merasa kenyang. Ketika tidak cukup tidur, tingkat leptin menurun sehingga mudah lapar dan lebih mungkin untuk makan makanan berkalori tinggi. Yang artinya akan ada kemungkinan berat badan naik.
  4. Halusinasi. Kekurangan tidur, kondisi paling mungkin terjadi adalah halusinasi. Misalnya, membayangkan hal-hal yang tidak ada di sana, seperti benda mati berbicara atau bayangan yang mengambil kehidupan atau seakan menuju proses kematian. Halusinasi biasa mulai terjadi saat akan tidur atau bangun. Kondisi itu dikenal sebagai hypnagogic dan hypnopompic. Halusinasi seperti bayangan orang, binatang, tembok yang bersuara, dan lain sebagainya.
  5. Gangguan neurologis lainnya termasuk penglihatan kabur sampai masalah ingatan.
  6. Penyakit Jantung. Salah satu risiko kesehatan dari kurang tidur adalah hipertensi alias tekanan darah tinggi. Kurang tidur juga dapat meningkatkan risiko penyakit serangan jantung dan detak jantung yang tidak teratur.
  7. Testosteron rendah dan gairah seks menurun. Kurang tidur pun memengaruhi kadar testosteron. Tidur lima jam per hari selama seminggu mengalami kekurangan tingkat testosteron, sehingga mengurangi libido. Ini dialami oleh laki-laki dan perempuan. Kurang tidur menyebabkan jumlah sperma yang lebih rendah dan memengaruhi kemampuan gerak sperma. Juga, tidak bergairah secara seksual.
  8. Respons Lambat. Saat kekurangan tidur, respons terhadap gerak, lebih lambat. Kekurangan tidur dapat menyebabkan rasa disorientasi, dapat kehilangan jejak waktu dan tempat.

##

Selain hal-hal di atas, sejumlah informasi, menyatakan bahwa seseorang yang tahu persis durasi tidurnya semakin pendek, ini harus menjadi perhatian orang-orang di sekitarnya.

Sebab, umumnya, durasi tidur seseorang per hari yang semakin pendek tersebut, sebetulnya sebagai isyarat atau tanda-tanda awal bahwa proses hidup dan


Mengatasi Sulit Tidur dan Tertidur Oleh Opa Jappy 20 Februari 2022   12:48 WIB

Joey, Jakarta Selatan | Kira-kira sejam yang lalu, saya bertukar pesan dengan seorang teman lama, sejak SMP; ia juga bercerpen ria tentang susahnya pulas (lama) pada malam hari. Saya pun, memberi beberapa tips, dan berharap ia ikuti dan tertidur pulas. Ya. Salah satu problem kita adalah sering mengantuk pada siang hari hingga sekitar pkl 20.00; tapi setelah itu atau  waktu malam maka ‘susah tidur pulas.’ Hal seperti itu, merata di mana-mana atau umum terjadi.

Padahal, banyak orang berharap setelah bangun tidur pada pagi hari, merasakan segar, bugar, menyenangkan sehingga bisa menikmati hidup dan kehidupan selanjutnya. Apa mau dikata, umumnya jika kurang tidur (antara pkl 20.00 hingga 06.00) maka mereka terlihat kurang semangat, malas, lesu, bahkan tak konsentrasi berinteraksi dengan sesama, terutama bersama cucu-cucu. Hal ini membuat bangun dan bangkit dari tempat tidur juga terasa sangat membebani. Badan yang lelah dan rasa mengantuk membuat kamu menjadi kesulitan dalam menjalani hari-hari.

Berdasarkan pengalaman (pribadi dan sejumlah teman), jangan konsumsi obat tidur, ini berisiko tinggi. Ada sejumlah penyebab sulit tidur pada malam hari, serta solusinya. Hal tersebut, antara lain,

Sepanjang hari, tidak melakukan kegiatan yang menguras tenaga atau melelahkan (misalnya olahraga ringan, jalan-jalan). Akibatnya, tubuh tetap segar dan semangat, sehingga tak mendorong diri sendiri untuk beristirahat. Solusinya: olahraga ringan pada soreh hari atau lakukan sesuatu yang membuat tubuh butuh istirahat.

Tidur siang setelah pkl 16.00. Pada jam seperti ini, misalnya 14.00-16.00, adalah waktu tidur yang favorit pada lansia. Maka, jika ngantuk, tidur lah. Tapi, jika tidur setelah durasi itu, maka bisa bangun setelah pkl 18.00 atau menjelang malam. Jika terjadi, selanjutnya di jenjang malam, lansia tetap segar; bahkan bisa melewati tengah malam hingga jelang pagi. Solusinya: jelas to. Jangan tidur jelang sunset. Lebih baik nonton sunset daripada tidur.

Pengaruh nikotin, narkotika, cafein, alkohol, dan obat-obatan tertentu. Zat-zat ini pada sebagian orang muda, mungkin bermanfaat dan menyenangkan. Tapi, pada lansia, bisa merangsang ‘syaraf kesegaran’ tubuh sehingga tetap semangat, energik, tak lelah dan ngantuk walau sudah lewat tengah malam. Solusinya: menjelang malam  hindari zat-zat penyemangat tubuh tersebut.

Sakit fisik (dalam tubuh) dan anggota tubuh (luar). Misalnya, nyeri dalam tubuh, tak bisa diapa-apain; tapi kesemutan di kaki, bisa diatasi. Pada saat sakit sistem kekebalan tubuh menyerap banyak energi untuk melawan penyakit. Dan itu, membuat sangat mengantuk, tapi pikiran terpusat pada rasa sakit, sehingga sulit tertidur. Solusinya: hanya satu, konsultasi dengan dokter

Terutama pada Lenasia. Kesepian, kebosanan, kesendirian, dan merasa diri dilupakan serta terlupakan. Ini adalah faktor kejiwaan, seturut perkembangan psikologis. Utamanya, pada (i) lansia yang anak-anaknya telah pindah di rumah masin-masing, (ii) kematian suami/isteri pada masa tua, (iii) kurang komunikasi dengan sesama yang miliki kesamaan latar sosial, profesi, atau minat.

Nah, pada waktu-waktu tertentu, sikon psikologis tersebut muncul, dan memunculkan romantisme, kegembiraan, sukacita; namum sekaligus kesedihan karena, sekarang, dirinya sendiri dalam sepi serta kesepian. Solusinya: tetap PD dan gembira, membangun komunikasi dan interaksi dengan orang baru, bahkan persahabatan lintas generasi.


Tip Mengejar Ngantuk dan Mudah Tertidur

  • (i) baca/membaca
  • (ii) dengar musik klasik,
  • (iii) nonton (dan dengar musik) video relaksasi (untuk yang ini, saya punya koleksi 500an video di YouTube),
  • (iv) ganti sprei dan sarung bantal dan pakaian tidur; aroma baru dan segar mempercepat ngantuk,
  • (v) konsumsi minuman hangat, terutama air putih atau susu,
  • (vi) usahakan kamar selalu segar.

Cukuplah
Nantikan Serial Lansia Berikutnya

Opa Jappy | Indonesia Hari Ini




1358907156862329887

Kata-kata Terakhir yang Didengar Sebelum Tidur Mempengaruhi Kualitas Tidur

Ada banyak hal yang mempengaruhi tidur nyenyak, pulas, serta berkualitas, misalnya sehat tubuh dan jiwa, cuaca, sikon ruangan, kebisingan, dan seterusnya; termasuk kata-kata yang terdengar yang terakhir didengar sebelum tidur.

Ko’ bisa ….!? mari lanjutkan …

Kata-kata bentakan, kasar, perintah, ancaman.

Balita, anak-anak yang dibentak, dipaksa diperintah untuk tidur (tentu saja sambil marah dan ancam oleh orang tuanya), cenderung tidur dengan jiwa yang menyimpan ketakutan; ia bisa dan terpaksa tidur karen kelelahan dan ketakutan rohani; sebab jika mereka tidak tidur, maka akan mendapat sanksi dari yang memerintah agar tidur.

Praktis tidur dan jelang seperti itu, termasuk tidur yang sangat tak berkualitas; bisa jadi, setelah bangun, malah menjadi lelah.

Oleh sebab itu, jangan menyuruh balita kita tidur dengan nada-nada yang kasar, bentakan dan lain sebagainya; janganlah juga menakut-nakuti anak-anak dengan cerita seram sebelum tidur, karena itu justru membuat si anak mengalami mimpi buruk/mimpi buruk.

Kata-kata pertengkaran; apalagi jika ada kata-kata yang menusuk perasaan, sangat menyakitkan, merendahkan individu; kata-kata seperti itu juga mempengaruhi kualitas tidur.

Jika dalam keadaan masih bising dengan kata-kata tersebut, dan tertidur, maka pada umumnya akan muncul wajah/raut muka yang berkerut tegang, tanpa senyum, bahkan tak enak dipandang.

Sikon tersebut bisa juga mempengaruhi kejiwaan; kata-kata pertengkaran akan tersimpan di alam bawah sadar, dan pada sikon tertentu akan muncul sebagai ngigau atau omong-omong sambil tidur.  Jadi, sebelum tidur, maka finishkan pertengkaran

Bising dan kebisingan; ini merupakan faktor yang paling berpengaruh dan merusak kualitas tidur.

Kebisingan yang dimaksud adalah bunyi-bunyian yang tak beraturan serta dari berbagai sumber suara, (beda dengan jika dalam perjalanan jauh dengan Kereta Api, bunyi roda-roda KA yang beraturan, justru bisa membangkitkan rasa ngantuk dan tertidur; demikian juga dengan suara musik yang beraturan, bisa membantu sehingga cepat tertidur).

Coba Anda perhatikan orang yang tertidur disaat/di tengah kebisingan, terlihat dengan jelas wajah penuh senyum tegang, garis kulit wajah yang terlihat jelas karena tegang dari arah telinga; atau pun telapak tangan, bantal yang menutup telinganya.

Dengan keadaan seperti itu, kualitas tidurnya pun, sangat rendah; ia bisa tidur karena sudah sangat ngantuk, lelah, dan kelelahan, sehingga terpaksa tertidur.

Ketika waktu tidur belum pas atau sesuai kebutuhan tubuh (untuk istirahat), ia sudah terbangun dengan wajah lesu, kurang semangat, dan kelelahan, dan lain sebagainya

Kata-kata dan bisikan manis, mesra, cinta, sayang, dan sejenisnya; ini kata-kata pengantar tidur yang sangat bagus, baik, benar, dan dibutuhkan (nah, yang rugi adalah mereka yang jomblo dan jomblowati, tentu saja tak dapatkan kata-kata seperti itu).

Kata-kata yang membangun, menyegarkan telinga dan rohani (yang terakhir didengar sebelum tidur) bukan sekedar enak didengar telinga, namun lebih dari itu. Wajah Anda (akan) terlihat senyum manis, segar, dan teduh, sebab bukan saja tubuh yang istirahat, namun tubuh rohani Anda pun  ikut tak bekerja karena tenang and tenteram

Namun ada juga, orang (dan mungkin saja Anda), yang sama sekali tak terpengaruh dengan kata-kata, bunyi-bunyian, bising, kebisingan; jika ia (mereka) mau tidur, maka tertidur, apa pun terjadi, terjadi lah, ia akan tidur dengan nyenyak.

Atau ketika kepala tiba atau menyentuh kasur/ranjang/bantal, mana dalam hitungan menit, sudah nyenyak. JikaAnda termasuk yang ini, maka nikmatilah …..

Mungkin ada yang lain …!?

Sekarang, coba Anda ingat-ingat berapa kali bisa benar-benar tidur dengan nyenyak, pulas, nikmat, dan menikmati waktu sebelum tidur dan selama tidur!? dan setelah  itu, coba ingat-ingat suasana ketika bangun!?

Adakah hal-hal yang bersifat menyenangkan atau sebaliknya!? Jika merasa bahwa kualitas tidur anda belum memadai, maka monggo perbaikilah.

Tidur yang berkualitas, dapat menyegarkan dan menyesehatkan tubuh fisik dan tubuh rohaniah.

Opa Jappy
Me and Me

Tidur

 

Posisi Tidur

Prof Shelby Harris, pakar tidur dari Albert Einstein College of Medicine, (dalam Business Insider Australia) menyatakan bahwa,

“Kualitas tidur kita sehari-hari dipengaruhi oleh posisi tidur atau terbaring. Posisi tidur yang paling baik ialah telentang. Tapi, hanya 8% orang yang tidur seperti itu.

Posisi tersebut dapat meminimalisir rasa sakit serta pegal di bagian tubuh, tidak mengakibatkan heartburn atau naiknya asam lambung ke kerongkongan sehingga menimbulkan sensasi panas pada dada, karena posisi kepala berada di atas dada.

Namun, posisi telentang juga bisa membuat mendengkur atau ngorok.

Melatih dan Membiasakan Posisi Tidur, misalnya, “Gunakan bantal di kanan atau kiri, serta bawah lutut. Fungsinya untuk mencegah agar tidak bergonta-ganti posisi atau bergerak.” Atau, cara lain, seperti ‘mengikat tubuh di atas ranjang, tidur terjepit bantal guling, dan lain sebagainya.

 

 

Dampak Buruk Salah Posisi Tidur

Menurut Laman Healthline, Kebanyakan penyebab sakit leher berasal dari salah posisi tidur atau penggunaan bantal yang tidak tepat. Sakit leher akibat salah posisi tidur bisa mengganggu aktivitas sepanjang hari, menimbulkan rasa nyeri saat menoleh atau bergerak, membuat suasana hati jadi buruk.

Tips

  1. Kompres dingin atau terapi panas
    Kompres dingin atau panas; menempelkan es batu yang dibungkus handuk ke bagian leher yang sakit. Rasa sakit dan ketegangan bisa berkurang setelah dipapar suhu dingin selama 10-20 menit.
  2. Minum obat pereda rasa sakit, jika sakit atau nyeri membatasi gerakan tubuh.
  3. Lakukan peregangan atau pijat dengan lembut.
  4. Istirahatkan leher. Hindari gerakan yang bisa meningkatkan rasa nyeri leher dan untuk sementara tidak mengerjakan aktivitas berat.
  5. Jika tak sembuh, konsultasi dengan dokter

 

Nyeri Tulang Belikat

Tulang belikat adalah tulang yang berada di bahu dan menghubungkan tulang selangka (klavikula) dengan tulang lengan atas (humerus). Sakit pada tulang belikat adalah hal yang sering terjadi. Sakit tulang belikat biasanya ditandai dengan rasa nyeri tumpul atau nyeri tembak di bagian atas punggung dan di antara tulang belikat.

Tidur dengan posisi yang salah (juga) dapat menyebabkan sakit pada tulang belikat, bisa ringan hingga serius.

Pada kasus yang ringan, sakit tulang belikat bisa disebabkan karena ketegangan otot, masalah tulang dan sendi, penyakit jantung, masalah pada paru-paru, adanya gangguan perut hingga keganasan. Biasanya, sakit tulang belikat terasa seperti nyeri tumpul atau nyeri tembak.

Umumnya, sakit tulang belikat tak perlu dikhawatirkan. Namun, dalam beberapa kasus, sakit tulang belikat bisa menjadi pertanda kondisi yang lebih serius. Pada kasus yang serius, sakit tulang belikat bisa menjadi tanda masalah jantung, paru-paru, atau kanker.

Misalnya jika sakit bahu kanan, bisa saja ada masalah pada kandung empedu. Sedangkan jika sakit di sebelah kiri, mungkin saja ada masalah pada jantung.

Beberapa Penyebab Sakit Tulang Belikat.

  1. Muskuloskeletal atau Ketegangan Otot. Penggunaan lengan dan tubuh bagian atas secara berlebihan, tidur dengan posisi yang salah, retak atau patah. Biasanya, diredakan hanya dengan menggunakan salep atau obat NSAID atau parasetamol.
  2. Masalah Tulang dan Sendi. Tulang belikat termasuk paling sulit dipatahkan; hanya bisa patah karena jatuh atau kecelakaan. Umumnya nyeri tulang belikat karena osteoporosis, arthritis dan kanker
  3. Penyakit Jantung. Sebagian besar orang yang mengalami serangan jantung umumnya merasakan sakit di dada, terutama di tulang belikat. Kondisi seperti perikarditis (radang selaput jantung), atau diseksi aorta dapat menimbulkan nyeri di tulang belikat kiri saja.
  4. Paru-Paru. Mengidap kanker paru-paru, mesothelioma, tumor pancoast (kanker paru-paru yang tumbuh di bagian atas paru-paru), emboli paru atau pneumotoraks
  5. Herpes. Herpes zoster atau infeksi yang disebabkan oleh virus. Herpes zoster biasanya melibatkan ruam yang terjadi di daerah saraf yang terkena.
  6. MasalahPerut dan Panggul. Iritasi saraf, batu empedu, tukak lambung, refluks asam, dan penyakit hati.
  7. KankerGanas. Kanker paru-paru, kanker perut, kanker kerongkongan, kanker perut, kanker hati, kanker pankreas, kanker payudara, kanker paru-paru, kanker kerongkongan, dan kanker usus besar

6 Agustus 2019

Opa Jappy | Dari Berbagai Sumber